Pemasangan fire alarm system merupakan salah satu langkah proteksi bangunan dari kebakaran yang paling efektif. Saat ini, bukan hanya kantor, gedung
Beberapa dari Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan penggunaan heat detector. Sebab di Indonesia, alat ini sudah diakui sebagai salah satu alternatif dari smoke detector dalam sistem pemadam kebakaran gedung, rumah, pabrik, hotel, restoran, dapur umum, maupun bangunan lainnya.
Walaupun masih banyak orang yang bingung antara memilih detektor panas atau alat pendeteksi asap, tetapi keduanya sama-sama memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Keduanya juga dijual dengan harga alat dan biaya pemasangan yang tidak jauh berbeda.
Tetapi dalam artikel kali ini, kita hanya akan membahas tentang alat pemindai panas dan suhu saja. Nah berikut ini adalah ulasan lengkap mengenai alat ini.
Seperti yang sudah dikatakan tadi, heat detector merupakan sebuah alat pemindai panas yang bekerja dengan cara memindai suhu ruangan. Alat ini merupakan salah satu bagian paling penting dalam sistem pemadam kebakaran bangunan yang umumnya terdiri dari hydrant, sprinkler, fire alarm system dan lain sebagainya,
Alat pendeteksi panas ini terhubung langsung dengan alarm pemadam kebakaran. Sehingga bila terjadi indikasi kebakaran, maka alat akan langsung mentransfer sinyal ke alarm dan control panel. Jika sistem proteksi kebakaran pada gedung tidak membutuhkan autentikasi 2 langkah, maka control panel akan meneruskan sinyal dari pemindai panas ke sprinkler agar bisa langsung bekerja memadamkan api di ruang tersebut.
Berdasarkan Wikipedia, alat pendeteksi kebakaran ini bekerja dengan cara memindai suhu ruangan selama 24 jam. Cara kerjanya mirip dengan termometer karena memang ada termometer di dalamnya.
Namun ketika ada indikasi kebakaran atau titik api, maka alat pemindai panas ini akan mengirimkan sinyal seperti yang sudah dikatakan tadi. Indikasi kebakaran yang didapat juga bisa dalam banyak bentuk misalnya:
Dan meskipun fungsi smoke detector mirip dengan alat ini, namun keduanya punya cara kerja dan indikator kebakaran yang berbeda.
Dikutip dari situs SSSystems, alat pemindai suhu maupun asap untuk kebakaran sebenarnya dipatenkan oleh orang yang sama. Yaitu George Andrew Darby, seorang fisikawan sekaligus ilmuwan asal Eropa.
Pada tahun 1902, ia untuk pertama kalinya memperkenalkan pada publik tentang alat pemindai suhu elektrik menggunakan baterai khusus. Ia mengadaptasi ide Francis Robbins Upton yang memperkenalkan fire alarm system dan fire sprinkler untuk menjaga agar koleksi pianonya tidak dilahap api.
Kemudian di akhir tahun 1930'an hingga 1965, alat pemindai ini dikembangkan kembali oleh banyak ilmuwan. Salah satunya adalah Walter Jaeger, seorang fisikawan asal Vienna yang kemudian menjadi cikal bakal dari alat smoke detector modern saat ini.
Tetapi karya dari Walter Jaeger ini bisa dibilang gagal pada masanya. Karena tujuan utama Walter adalah untuk menciptakan alat pendeteksi gas beracun, yang mana saat ini kembali dikembangkan dan menghasilkan temuan baru. Yaitu alat pendeteksi kadar oksigen di udara serta gas yang tidak baik untuk tubuh seperti karbon monoksida.
Dan hingga saat ini pun, alat pemindai suhu ruangan terus dikembangkan agar bisa membantu kehidupan manusia.
baca juga : Mengenal dan Memilih Fire Alarm System
Berdasarkan cara kerjanya, heat detector bisa dibagi menjadi 2 jenis. Yaitu ROR dan Fixed Detector. Untuk lebih lengkapnya, silahkan pahami penjelasan kedua jenis alat pemindai panas di bawah ini.
Sistem ROR atau rate of rise merupakan alat pemindai suhu yang akan mengirimkan sinyal ketika ada lonjakan suhu dalam jumlah tinggi dari normal. Alat ini menggunakan sistem thermocouple atau termistor yang sangat sensitif terhadap suhu dan api.
Sehingga dalam 1 menit, heat detector tipe ROR bisa mengidentifikasi kenaikan suhu dari 12 hingga 15 derajat celcius.
Selain itu, detector ini juga bisa mengidentifikasi dan bekerja di bawah suhu api normal yaitu sekitar 136.4°F atau 58 derajat celcius. Jadi tipe pendeteksi kebakaran ini lebih cocok jika digunakan di tempat bersuhu normal seperti dapur, kamar tidur, ruang perkantoran, dan lain-lain.
Kebalikan dari sistem rate of rise, alat pendeteksi kebakaran ini bekerja dengan cara memindai suhu ruangan dan membandingkannya dengan suhu maksimal yang tercatat di dalam sistem.
Misalnya ketika suhu di ruangan tersebut adalah 40 derajat celcius, yang mana sudah terdeteksi sebagai indikasi kebakaran pada sistem rate of rise. Tetapi jika suhu maksimal yang tercatat di dalam sistem fixed detector adalah 50 derajat, maka alarm tidak akan bunyi karena sinyal dari detektor tidak dikirimkan.
Oleh karena itu, kebanyakan sistem pendeteksi kebakaran ini ditempatkan di ruangan yang memang suhunya panas meskipun dalam keadaan normal. Misalnya di ruang bawah tanah atau basement, ruangan yang dipenuhi mesin, atau ruang beruap.
Seperti yang sudah dikatakan tadi, harga pendeteksi kebakaran dengan sistem pemindai suhu maupun asap memiliki harga yang tidak jauh berbeda.
Untuk Harga heat detector silahkan langsung tanyakan kepada tim marketing kami di marketing@mjs-quickfire.com. Kami tidak menjual produk merek Quickfire di toko online manapun.
Lihat produk kami: Fire Alarm merek Quickfire
Jangan lupa, alat ini bukan merupakan alat perlindungan diri atau proteksi dari kebakaran. Sebab detector tidak dijual satu set dengan sprinkler otomatis dan alat pemadam kebakaran lainnya. Alat ini hanya sebatas pemindai suhu agar Anda bisa segera tahu jika ada titik api di dalam rumah yang tidak normal.
Umumnya, alat pendeteksi panas dipasang di ruangan yang selalu berasap atau beruap. Sebab jika Anda memasang smoke detector di dalam ruangan steam, tentunya alarm akan terus berbunyi setiap hari karena mendeteksi uap dari mesin steam tersebut.
Oleh karena itu, ruangan yang dipenuhi mesin atau asap itulah yang perlu dipasangkan alat detector ini. Dengan begitu meskipun alat mendeteksi asap, alarm tidak akan berbunyi.
Selain itu, ruangan-ruangan yang sering digunakan untuk masak seperti dapur juga cocok untuk dipasangkan alat ini. Sebab asap dari masakan vacuum sering kali terdeteksi oleh sistem smoke detector sebagai tanda kebakaran.
Demikianlah penjelasan singkat mengenai heat detector beserta cara kerja dan jenis-jenisnya. Silahkan Anda tentukan ingin menggunakan pemindai panas atau asap berdasarkan kegunaan dan isi ruangan tersebut.
Pemasangan fire alarm system merupakan salah satu langkah proteksi bangunan dari kebakaran yang paling efektif. Saat ini, bukan hanya kantor, gedung
Fire alarm control panel atau FACP merupakan salah satu komponen yang tersambung langsung dengan fire alarm system atau alarm kebakaran.
Smoke detector merupakan bagian penting dan menjadi alat yang paling pertama bekerja dalam sistem pemadam kebakaran otomatis.
Mengenal Heat Detector dan Cara Kerjanya. Pastikan keamanan Gedung dan Bangunan anda dengan Fire Alarm System yang tepat.
Fire alarm system atau sering disebut alarm pendeteksi api otomatis merupakan sistem untuk memperingati adanya kebakaran. Lihat dan cara memilihnya
Fire Alarm System antara Konvensional dan Addressable sebenarnya tidak terlalu berbeda dalam kegunaannya, yang membedakan adalah skala Asset