eori segitiga api adalah sebuah konsep atau kaidah yang wajib diketahui oleh semua orang. Teori ini membahas bagaimana sebuah api bisa tercipta dan apa saja unsurnya.
Ketika masih duduk di bangku sekolah, Anda semua mungkin ada yang masih ingat tentang bagaimana api tercipta pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau tepatnya pelajaran kimia. Dan jika Anda pernah mengikuti pelatihan penanganan kebakaran, kaidah ini dibahas lebih dalam lagi.
Teori tentang api ini diciptakan bukan hanya untuk mempelajari bagaimana api terbuat dan bisa dimanfaatkan untuk kehidupan manusia. Tetapi juga bagaimana api bisa dimatikan agar tidak menimbulkan bencana dan kerusakan pada bangunan maupun aset lainnya.
Pengertian Teori Segitiga Api
Dikutip dari Wikipedia, teori tetrahedron api atau segitiga api adalah sebuah uraian mengenai rantai kejadian hingga terciptanya pembakaran atau oksidasi yang menghasilkan api. Teori ini dikembangkan agar orang-orang, khususnya pemadam kebakaran, bisa mengerti bagaimana cara api bekerja, bagaimana cara memadamkannya, dan bagaimana cara mencegahnya. Dalam bentuk sederhana segitiga api bisa terdiri dari:
Oksigen (O2)
Bahan bakar (fuel)
Panas (heat)
Tanpa ketiga unsur ini, api tidak akan bisa menyala dan akan langsung padam. Tetapi bentuknya juga bisa semakin rumit jika api yang perlu dihadapi berbeda dengan pada umumnya. Misalnya dalam segitiga kebakaran hutan, unsur yang menentukan besar kecil serta padam dan menyalanya api adalah:
Kondisi geografis (topography)
Cuaca (weather)
Bahan bakar (fuel)
Karena pastinya, kebakaran hutan tidak akan bisa dipengaruhi oleh kondisi oksigen. Sebab kebakaran terjadi di alam terbuka yang selalu dipenuhi atau dikelilingi oleh oksigen.
Sedangkan dalam kasus kebakaran hutan yang terjadi secara terus menerus setiap tahun atau setiap periode tertentu yang biasa disebut fire regime, kaidah tetrahedron api yang berpengaruh punya unsur yang berbeda pula yaitu:
Iklim (climate)
Pemicu (ignition)
Kondisi tumbuhan (vegetation)
Biasanya Anda bisa melihat di negara-negara tropis atau sub-tropis seperti Australia dan Kota Riau di Indonesia, sering kali terjadi pola kebakaran hutan yang terus berulang setiap tahunnya. Kejadian ini dipengaruhi oleh ketiga fire regime di atas hanya bisa dicegah bila salah satu unsurnya dihilangkan.
Unsur-Unsur Api Berdasarkan Tetrahedron Api
Seperti yang sudah dikatakan tadi, unsur utama dalam api ada 3. Yaitu oksigen, bahan bakar dan suhu panas. Nah berikut ini adalah penjelasan untuk setiap unsur beserta contohnya.
1. Oksigen
Unsur yang paling utama dalam menciptakan api adalah oksigen. Karena faktanya, api tidak akan bisa menyala tanpa ada oksigen yang dibakar.
Seperti yang Anda semua ketahui, bumi merupakan satu-satunya planet saat ini yang dipenuhi oleh O2 atau oksigen di dalam udaranya. Sedangkan agar api bisa menyala, hanya dibutuhkan sekitar 15% oksigen di udara. Itulah mengapa api sangat mudah menyala di bumi.
Sedangkan di luar angkasa, api tidak bisa menyala karena tidak ada oksigen yang bisa terbakar dan menciptakan oksidasi.
2. Bahan Bakar (fuel)
Agar api bisa menyala, perlu ada material yang terbakar dan berperan sebagai bahan bakar. Misalnya kayu, kertas, tisu, atau bisa juga benda cair seperti bensin, oli, minyak, dan lain sebagainya. Lalu bagaimana terjadinya api dalam korek api?
Jika diperhatikan, memang tidak ada bahan bakar di dalam korek api bensin. Tetapi sebenarnya, cairan yang sering disebut bensin itulah yang menjadi bahan bakar utama.
Namun korek api bensin tidak menyala karena bensin tersebut dibakar. Melainkan karena bensin tersebut diuapkan atau diubah menjadi benda gas yang keluar melalui selang di korek api. Kemudian terdapat ignition atau percikan api yang membakar dan membuat apinya menyala.
Jadi dalam korek api bensin, benda gas adalah bahan bakar utama yang menyebabkan api bisa menyala.
3. Panas (heat)
Selain oksigen dan bahan bakar, unsur api dalam segitiga api yang berikutnya adalah panas atau suhu panas. Panas bisa didapatkan dari banyak hal. Tetapi yang paling utama adalah karena pergesekan atau gaya gesek yang dihasilkan oleh 2 benda secara terus menerus dalam waktu lama.
Orang pada jaman dulu menciptakan suhu panas dengan cara menggesek 2 bilah ranting dan menggunakan dedaunan kering sebagai bahan bakarnya. Dengan begitu, suhu panas akan membakar fuel berkat adanya oksigen di sekitarnya.
Selain itu, suhu panas ini juga bisa dipengaruhi oleh faktor lain. Misalnya cuaca, iklim, reaksi nuklir, dan masih banyak lagi.
Bagaimana Terjadinya Api?
Dengan teori segitiga api, Anda bisa paham bahwa api bisa terjadi karena adanya reaksi berantai yang melibatkan ketiga unsur di atas. Oksigen, bahan bakar, dan suhu panas. Dalam ilmu pengetahuan, reaksi kimia ini disebut dengan nama oksidasi, dimana ada molekul oksigen yang bereaksi dengan semua zat yang berbeda hingga menciptakan pelepasan elektron oleh sebuah ion, atom atau molekul itu sendiri.
Klasifikasi Api Berdasarkan Kelasnya
Dalam segitiga api, sudah dijelaskan bahwa bahan bakar atau fuel menjadi salah satu unsur utama yang bisa menciptakan api. Tetapi unsur bahan bakar api yang berbeda bisa menciptakan jenis api yang berbeda pula. Oleh karena itu, terdapat kelas api a, b, c, d, dan seterusnya yang menjadi klasifikasi jenis api. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah jenis-jenis api berdasarkan kelasnya.
Api kelas A (Hijau) yang tercipta karena pembakaran benda padat organik seperti kayu
Api Kelas B (Merah) yang tercipta karena pembakaran benda gas, uap atau cairan kimia
Api Kelas C (Biru) yang tercipta karena pembakaran benda yang berhubungan dengan listrik
Api Kelas D (Kuning) yang tercipta karena pembakaran logam
Api Kelas E (Hitam) yang tercipta karena pembakaran bahan radioaktif
Api Kelas F (Putih) yang tercipta karena pembakaran bahan masakan
Cara Pemadaman Api Berdasarkan Kaidah Segitiga Api
Berdasarkan teori segitiga api, proses pemadaman kebakaran harus dilakukan dengan cara menghilangkan salah satu unsur utama api. Baik itu bahan bakarnya, oksigennya, atau suhu panasnya. Berikut ini adalah beberapa contoh cara pemadaman api berdasarkan kaidah segitiga api.
Dilusi, yaitu menekan dan mengurangi kadar oksigen di sekitar api dengan karbon dioksida
Isolasi, yaitu dengan menutup titik api dengan benda yang bisa mengunci oksigen
Mengurangi dan menghilangkan bahan bakar yang ada disekitar titik api
Mengurangi suhu panas di sumber api
Mengapa Api Bisa Padam dengan Air?
Jika diperhatikan dari pembahasan di atas, mungkin Anda bertanya-tanya apa fungsi air untuk memadamkan api. Padahal di dalam air juga terdapat oksigen. Selain itu air juga tidak bisa mengunci oksigen yang ada di udara.
Tapi ternyata, fungsi dari air untuk memadamkan api bukanlah untuk mengurangi oksigen disekitarnya. Melainkan untuk menurunkan suhu, temperatur, atau heat di dalam sumber api.
Itulah dia segala penjelasan mengenai teori segitiga api.
eori segitiga api adalah sebuah konsep atau kaidah yang wajib diketahui oleh semua orang. Teori ini membahas bagaimana sebuah api bisa tercipta dan apa saja unsurnya. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Anda semua mungkin ada yang masih ingat tentang bagaimana api tercipta pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau tepatnya pelajaran kimia. Dan jika Anda […]
tidak ada orang yang mau jika rumahnya dilalap oleh kebakaran. Tapi tak jarang di antara kita masih meremehkan dan merasa sudah cukup aman dari bencana tersebut
PT. Mitra Jaya Sarana adalah penyedia peralatan Fire Safety dan Fire Fighting Sistem di Indonesia dengan brand "Quickfire". Menyediakan kebutuhan peralatan Fire Hydrant, Fire Extinguisher, Fire Alarm dan Fire Sprinkler.